CERPEN "TERPAKU PADA LAPTOP"
inBy Rahayu Ningsih01.31No comments
TERPAKU PADA LAPTOP
“Candi..!”, terdengar samar-samar. Suara yang lantang dan keras itu semakin mendekat ,dan terdengar semakin keras. Tetapi candi hanya terdiam termenung, seakan tidak mendengar suara itu. “Candi...!”, sambil menepuk pundaknya, dengan maksud mengejutkan. Tapi Candi tidak marah, Candi hanya menengok sesaat, kemudian menyandarkan lagi bahunya ke dinding tempatnya duduk, Tyo bingung dengan sikap Candi hari ini.
“Kenapa sih Can, anak boss dateng, bukanya seneng, eh.. malah di cuekin...!”, Tanya Tyo sambil duduk di samping Candi.
Perlahan Candi menengok, kemudian tertunduk lemas,melihat meja yang baru saja dia bersihkan.
“Kamu kenapa Can?, mau makan bakso?.. ambil saja, toh udah lewat jam makan siang, pembeli juga udah pada pergi...”. Gumam Tyo mengajak Candi bicara.
“Yo, aku ni jelek apa bodoh sih...?”. Tanya Candi dengan gelagat serius.
“Ha ha ha, dua duanya lagi, kemana aja kamu nggak sadar-sadar, kalau kamu itu jelek, nggak pinter lagi, dan yang lebih parahnya lagi, kamu itu suka makan telur , jadi kentut kamu itu busuk sekali…! ”
“Tyo!!!, aku ini serius !” betak Candi dengan suara meninggi . “ok ok, aku bercanda duduk lagi can, emangnya kenapa sih candi , kok kamu Tanya gitu ?, kamu seperti orang tergalau sejagat raya ini tau enggak ………”
“mmmm, yo kenapa sih enggak ada yang ngertiin aku ,baik ayah, ibu, dan temen-temenku di sekolah..” , candi tidak meneruskan ucapannya, dan menengok wajah Tyo , “eh .. kenapa aku jadi curhat sama kamu??” Candi bangkit dari kursi dan langung menuju kedapur .
Tyo bingung dengan sikap Candi, Tyo berusaha mencari tau apa masalah Candi, Tyo sudah menganggap Candi seperti adiknya sendiri, jadi Tyo berusaha keras untuk menyelesaikan masalah Candi.
Di sekolah Tyo menyelidiki masalah Candi dengan Temanya, jam istirahat Tyo menuju ke kelas Candi yang bersebelahan dengan kelasnya, teman teman Candi tak heran ketika Tyo ke kelas Candi, karena hampir setiap hari Tyo ke kelas Candi dengan alasan ingin main saja, tapi Candi tidak pernah mengira kalau Tyo ternyata diam diam menyelidiki Candi.
Tyo terus memperhatikan Candi ketika di kelasnya, sikap Candi di kelas tidak jauh berbeda dengan sikapnya belakang ini , ketika dia kerja di warung bakso milik Papa Tyo. Di kelas Candi hanya melamun dan tidak memiliki semangat , dia tidak seperti dulu , Candi yang ceria, penuh semangat, dan pintar dan aktif dalam belajar. Tanpa sengaja Tyo melihat Candi sedang memperhatikan temanya yang sedang bermain Laptop, Candi yang sedang duduk di tempat duduknya itu terus menatapi teman-teman nya yang sudah mempunyai laptop semua, sepertinya mata Candi tidak berkedip menatapi teman teman nya yang berfoto foto, main facebook , dan mencari tugas menggunakan laptop.
Tyo mengambil kesimpulan , ternyata diam nya Candi selama ini karena dia ingin sekali mempunyai laptop, maklumlah Candi hanya mempunyai seorang ayah yang bekerja sebagai buruh tani karet, penghasilan ayah nya yang tidak seberapa itu membuat dia merasa menjadi orang termiskin se SMKN4 Sarolangun, argument Candi itu juga membuatnya menjadi seperti orang yang egois, yang tidak mengerti keadaan orang tuanya. Memang Candi bekerja di kedai bakso milik ayah Tyo, tapi percuma jika dia bekerja seperti tidak ikhlas, lebih baik tidak usa.
Sepulang sekolah Candi bekerja di kedai bakso milik papa Tyo, sehabis jam makan siang warung bakso milik papa Tyo sepi, karena semua pembeli sudah selesai makan semua. Seperti biasa, Candi duduk di kursi paling sudut di dekat tembok, dan lagi-lagi dia melamun tidak jelas.
Tanpa tegur sapa lagi, Tyo langsung duduk dan mengajak candi berbicara, “Can, kamu sabar aja,semua itu sudah digaris kan oleh Allah swt, takdir itu tidak pernah dan tidak akan salah, kekuasaan dan kebesaran-Nya tidak usah di ragukan lagi, kamu pasti bisa punya laptop kok, asal kamu mau kerja keras untuk belajar, dan tentunya juga disertai doa, kamu tidak perlu melamun terus seperti ini, lebih baik kamu meningkatkan nilai kamu, jika nilai kamu bagus, kamu akan bisa membanggakan orang orang yang kamu sayang”. Nasehat Tyo dengan panjang lebar.
“Yo, emang kamu tau darimana kalau aku ingin sekali punya laptop?”, Tanya Candi kehabisan kata. “Candi, kamu tu egois ,jika kamu memaksakan kehendak kamu seperti itu, kasihan orang tua kamu mencari uang banting tualang untuk biaya sekolah kamu, kalau mereka tau kamu itu tidak mempunyai semangat, lesu, dan selalu melamun seperti ini , pasti mereke sangat kecewa dan sangat sedih, Can, kamu bisa kok pinjem laptop aku kapan aja kamu mau, toh aku juga jarang pake”. Candi terdiam mendengar prkataan Tyo yang seperti orang yang sedang berorasi saja.
“Can, coba kamu Tanya pada semua…, rumput yang bergoyang saja tidak setujundengan sikapmu yang selalu melamun ini”. Ya, sekarang Tyo malah lebih seperti seorang penyair yang sedang menasehati Candi.
Sejenak Candi diam dan berfikir tentang perkataan Tyo, “Ada benarnya juga perkataan Tyo, bukan nggak ada yang perduli sama aku, tetapi justru aku yang nggak perduli sama mereka, aku egois, tidak pernah memikirkan perasaan mereka, padahal mereka selalu bekerja untukku, mencari uang untuk makan dan biaya sekolahku, sebenernya aku ini beruntung, mempunyai sergam, sepatu, buku buku yang lengkap, dan aku disekolahkan di sekolah yang bagus, masih banyak orang yang kurang beruntung dibandingkan aku, tapi aku???? ….selalu mengeluh, dan lemas, hanya karena tidak punya laptop..”. candi bergumam dalam lamunanya, memikirkan perkataan Tyo tadi.
“Can…!”, Tyo mengejutkan Candi. “ya yo….” Candi terkejut dan menghentikan lamunanya. “Kenapa kamu jadi melamun Can?”, Tanya Tyo, “Yo,, terimakasih ya kamu sudah menyadarkan aku kalau aku itu tidak sendiri, aku punya ibu, ayah, dan kamu yang selalu ada untukku. Mulai sekarang aku janji, aku akan belajar keras dan tidak akan egois lagi, tapi kamu mau kan pinjemin laptop kamu , saat aku mau belajar dan buat tugas??” Papar candi dengan penuh semangat.
“Ok, siap boss !!, nah gitu dong, sekarang Candi yang jelek dan bau udah nngak ada lagi, yang ada hanya Candi yang Cantik dan manis”. Sahut Tyo dengan penuh semangat juga.
Candi tidak lagi egois, setiap bekerja Candi melakukannya dengan penuh semangat, begitu juga saat belajar. Itu berkat usaha Tyo menasehati dan membantu Candi. Kini Tyo dan Candi tidak lagi seperti anak boss dan pegawainya saja, Candi dan Tyo menjadi sahabat baik, bahkan malah seperti kakak dan adik kandung.
Candi sadar , sifat ego yang tinggi pada dirinya, serta sikapnya yang tertutup itu hanya mempersulit hidup nya yang sudah sulit. Karena jika kita lebih terbuka dan menerima saran dari orang lain, maka hidup kita akan terasa mudah dan ringan.
Cerpen karya : Rahayu Ningsih
Judul : Terpaku pada laptop
Tema : Arti sahabat
Tokoh : Candi dan Tyo
Penokohan : Candi , egois dan Tyo ,baik ,pengertian
Alur : maju, mulai dari perkenalan sampai akhir Candi di beri nasehat dari Tyo.
Amanat : selalu menerima saran dari orang lain, dan jangan egois ketika ingin mencapai satu keinginan.